Indahnya pengkaderan kami,
mungkin jarang yang bisa melihat seperti itu bahkan tidak ada terutama
lingkungan ITS. Karena meraka hanya melihat dari bagian kecil dari kami, dan
tidak tahu sama sekali apa yang ada di dalamnya. Meraka hanya tahu masalah kami
ribut dengan jurusan lain, masalah susah diatur waktu kegiatan integralistik,
orang tua maba melapor ke birokrasi, dan berbagai masalah lain.
Mereka tidak tahu bahwa ada banyak nilai lebih yang terdapat pada pengkaderan maupun di dalam Himpunan Mahasiswa D3 Mesin. Dari pertama masuk sampai diangkat menjadi warga HMDM banyak sekali nilai yang didapat, terlebih lagi pasca diangkat menjadi warga. Dari maba kami dididik agar menjadi orang yang berani, bertanggung jawab, peduli terhadap sesama, dan banyak lagi yang lainnya.
Saya yakin maba di semua
jurusan pasti berbeda mulai suku, adat, wilayah, budaya, latar belakang
keluarga(KAYA, SEDERHANA, KURANG MAMPU). Setelah mereka berkumpul menjadi satu
diangkatan, apakah mereka bisa langsung begitu saja kompak, solid, saling
peduli, dan tidak apatis, tidak ada “GAP” tanpa adanya PENGKADERAN? Jawabannya adalah
TIDAK.
Mungkin untuk solid
seangkatan, saling peduli seangkatan, tidak apatis mungkin semua jurusan di ITS
dapat menerapkan. Namun, saya rasa untuk tidak adanya “GAP” tidak semua jurusan
di ITS dapat mengimplementasikan. Bahkan keakraban antar angkatan perlu dipertanyakan.
Banyak yang menilai
Pengkaderan kami keras, namun semua itu tidak kami lakukan tanpa dasar, kami
tidak ngawur dalam metode pengkaderan yang kami lakukan. Itu semua demi mereka
saat masih mahasiswa maupun pasca wisuda.
Pengalaman saya waktu masuk
D3 Mesin dua tahun yang lalu ketika saya di panggil senior saya, saat
itu saya
dan 6 warga lainnya. Saya pikir mereka angkatan 2008, setelah saya
panjang
lebar ngobrol dengan mereka ternyata saya baru sadar kalau saya
berhadapan
dengan angkatan yang berbeda, bahkan berbeda jauh, ada yang, 2005, 2006,
2007,
2009. Namun di sana hampir tidak ada perbedaan angkatan dari cara mereka
berinteraksi. Itu secara tidak langsung menunjukkan keakraban antar
angkatan dapat terjalin.
Sejak maba kami ditanamkan
arti sebuah kekeluargaan, tidak apati, solid, dan lain sebagainya. Bahwa pentingnya
sebuah keluarga baru ketika kita jauh dari keluarga di rumah. Dan itu kami baru
sadar ketika kami telah diangkat menjadi warga. Ternyata semua proses yang ada
pada pengkaderan kami itu mempunyai nilai yang tak ternilai jika di uangkan.
Jikan kita ingat lagu Keluarga
Cemara, ada kalimat seperti ini, “Harta yang paling berharga adalah
keluarga. Istana yang paling indah adalah keluarga”. Satu - satunya harta yang
paling berharga yang saya punyai diperantauan
ini bukanlah motor, handphone, uang, atau materi lainnya, tapi itu adalah HMDM.
Dimana di sana terdapat canda-tawa, tangisan, susah-senang, panas-dingin,
semuanya ada di sana, dan itu tak dapat di tukar dengan uang berapapun
nilainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar