BAB I
STOIKIOMETRI
DAN NERACA MASSA
I. STOIKIOMETRI
I.1. MASSA
ATOM DAN MOLEKUL
Massa Atom
Atom adalah partikel yang terkecil
dari suatu unsur yang masih mempunyai sifat-sifat seperti unsur tersebut,
karena atom itu sangat kecil maka tidak dapat ditimbang. Sesuai dengan hal
tersebut maka untuk menyatakan massanya dipakai satuan massa atom (sma).
Pertama kalinya massa
atom dapat ditentukan dengan membandingkan massa
atom tersebut dengan massa
atom hidrogen.
Pada tahun 1961, IUPAC ( International Union of Pure and Applied
Chemistry ) menentukan unsur carbon dengan isotof 12 (12C) sebagai
standar satuan massa
atom.
1 sma =1/12 x massa satu atom 12C
Massa atom ialah bilangan yang
menyatakan perbandingan massa suatu unsur dengan
satu per duabelas massa
satu atom 12C.
Massa Molekul
Massa
molekul adalah bilangan yang menyatakan perbandingan massa
satu molekul suatu senyawa dengan 1/12 massa
satu atom 12C.
Massa molekul disebut juga massa Rumus atau massa
Formula. Massa molekul sama dengan jumlah massa molekul unsur-unsur
penyusunnya.
Contoh :
Berapa massa
molekul glukosa
( C6 H12 O6 ) jika massa
atom
C = 12 ; O = 16 ; dan H = 1
Penyelesaian :
Masa molekul C6 H12 O6
= ( 6 x 12 )
+ ( 12 x 1 ) + ( 6
x 16 )
= 72
+ 12 + 96
= 180
Konsep Mol
Telah
diterangkan dimuka bahwa atom-atom atau molekul-molekul itu adalah sangat
kecil. Oleh sebab itu tidak mungkin satu atom suatu unsur atau satu molekul
suatu zat itu harus ditimbang dengan timbangan yang ada pada laboratorium.
Maka
untuk memudahkan tugas-tugas di laboratorium maka diperlukan konsep mol.
Satu
mol suatu unsur adalah banyaknya gram unsur itu yang sesuai dengan massa atomnya.
Contoh
: MA
Al = 27
Jadi 1 mol Al = 27 gram
Satu
mol suatu senyawa adalah banyaknya gram yang sesuai dengan massa rumusnya.
Contoh
: MR H2O = 18
Jadi 1 gmol H2O = 18 gram
untuk unsur
untuk senyawa
Contoh
:
4 gr Ca = mol = mol = 0,1
mol
0,365 gr HCl = mol = mol = 0,01
mol
I.2. REAKSI KIMIA
Peristiwa
kimia terjadi apabila suatu zat berubah menjadi zat baru yang sifat-sifatnya
berbeda dengan sifat-sifat semula.
Hal-hal yang penting pada reaksi
kimia
1.
Perbandingan koefisien zat-zat yang
bereaksi atau hasil reaksinya menunjukkan juga perbandingan mol dari zat-zat
yang bereaksi.
2.
Koefisien reaksi biasanya ditulis
dengan bilangan bulat didepan molekul
3.
Dalam penyusunan molekul, maka
ion-ion positif ditulis didepan, sedangkan ion-ion negatif dibelakang.
Teknik mengisi koefisien reaksi
Secara
perkiraan
Contoh : H2
+ O2 H2O
Perhatikan
: atom H sudah sama banyak
atom O belum sama, maka O sebelah kiri
kali ½ à H2 + ½ O à
H2O
semua koefisien dibalikkan dengan 2,
sehingga didapat 2H2 + O2
à 2H2O
secara persamaan ( untuk reaksi yang panjang )
Contoh : P4
+ HNO3 + H2O ---
> NO + H3PO4
a P4 + b HNO3 + cH2O --- >
d NO + e H3PO4
Perhatikan :
Unsur Ruas kiri Ruas kanan
1.
P 4a =
e
2.
H b + 2c = 3e
3.
N b =
d
4.
O 3b + c =
4e + d
Misalkan harga a = 1
Maka dari
persamaan (1) 4a = e
4
* 1 = e e = 4
dari pers. (2) b
+ 2e = 3e
b
+ 2c = 3 x 4
b
+ 2c = 12 …… (pers.5)
dari pers. (4) 3b
+ c = 4e + d
3b
+ c = 4 x 4 + d
3
b + c = 16 + d ….. (pers.6)
dari pers. (5) & (6) b + 2c = 12
6b
+ 2c = 32 + 2d _
- 5b + 0 =
- 20 – 2d
5b = 20 + 2d
dari pers.
(3) b = d 5b = 20 + 2d
3b = 20
b
=
jadi d =
dari pers. (5) b + 2c = 12
20/3
+ 2c = 12
2c
= 12 –
=
=
C =
Jadi P4 + HNO3
+ H2O NO + 4 H3
PO4
3 P4 + 20
HNO3 + 8 H2O 20 NO + 12 H3PO4
I.3. HUKUM DASAR ILMU KIMIA
Dalam
perhitungan-perhitungan yang menyangkut peristiwa kimia, maka diperlukan
hukum-hukum Dasar Ilmu Kimia antara lain :
1.
Hukum Kekekalan Massa ( Lavoiser )
2.
Hukum Perbandingan Tetap ( Proust )
3.
Hukum Perbandingan Berganda ( Dalton )
4.
Hukum Perbandingan Volume ( Gay
Lussac )
5.
Hukum Avogadro ( Avogadro )
I.3.1. Hukum Kekekalan Massa
Menurut
Lavoiser : Pada setiap peristiwa kimia massa zat
yang bereaksi sama dengan massa
zat yang dihasilkan.
Sebelum menghitungnya
harus dihitung dulu persamaan reaksinya sehingga dapat
ditentukan koefisien dan massanya.
Contoh
:
1.
Ditimbang 56 gram besi (Fe),
direaksikan dengan 32 gram belerang (S), berapa gram FeS yang dihasilkan ?
Berat atom Fe = 56 ;
S = 32
Penyelesaian : Fe + S
FeS
1
mol Fe 1 mol S 1 mol FeS
56
gr Fe 32 gr S 88 gr FeS
jadi
massa FeS yang
terbentuk = 88 gr
2.
Dalam reaksi pembakaran Zn, berapa
gram oksigen diperlukan dan berapa produk yang dihasilkan bila banyaknya Zn
yang dibakar adalah 130 gram.
Berat atom Zn = 65 ;
O = 16
Penyelesaian : 2 Zn + O2 2 Zn O
2 mol Zn 1 mol O2 2 mol Zn O
2 * 65 gr Zn 2 * 16 gr O2 2 * (65 + 16) gr Zn O
130 gr Zn 32 gr O2 162 gr Zn O
Bagaimana untuk 100 gr Zn yang dibakar dengan oksigen
?
3.
Berapa gram kalium hidroksida yang
dibutuhkan supaya bereaksi sempurna dengan 9,8
gram asam sulfat dan berapa gram kalium sulfat yang terjadi dari reaksi
ini ?
Berat atom K = 39
; H = 1 ; O
= 16 ; S
= 32
Penyelesaian : 2 KOH + H2SO4 K2SO4
+ 2 H2O
H2SO4
= 9,8 gram * = 0,1 mol
KOH
yang dibutuhkan = 2 * 0,1 mol
x = 11,2 gram
K2SO4 yang dihasilkan = 0,1
mol x
= 17,4 gram
H2O yang dihasilkan = 2 *
0,1 mol
x = 3,6 gram
I.3.2. Hukum Perbandingan Tetap
Proust mengatakan : Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap
atau pada setiap senyawa kimia perbandingan berat massa unsur-unsur penyusunnya tetap.
Contoh
:
1.
Berapa perbandingan massa unsur H dan O dalam
senyawa H2O.
Penyelesaian :
Perbandingan massa
H : O =
2 : 16
=
1 : 8
2.
Berapa kadar Fe yang terdapat dalam
132 gram FeS.
Berat atom Fe = 56 dan S = 32
Penyelesaian :
Kadar
Fe =
x berat FeS
= * 132 gr
= 84 gr Fe
Kadar
Fe dalam % = * 100 %
=
63,63 %
Kadar
S =
* berat FeS
= * 132 gr
= 48 gram S
Kadar S dalam %
= x 100 %
=
36,37 %
I.3.3. Hukum Kelipatan Perbandingan
Menurut
Dalton : Bila dua unsur dapat membentuk dua macam senyawa atau lebih, maka
perbandingan massa
unsur yang ada dalam tiap-tiap senyawa tadi berbanding sebagai bilangan mudah
dan bulat.
Contoh
:
1.
Unsur H dan O dapat membentuk dua
senyawa yaitu : H2O dan H2O2
; maka berapa perbandingan massa
unsur H dalam senyawa H2O dan H2O2.
Penyelesaian : H2O H : O = 2 : 16 = 1 : 8
H2O2 H : O = 2 :
32 =
1 : 16
Perbandingan massa
H dalam H2O dan H dalam H2O2 adalah 2 : 1
Perbandingan massa O dalam H2O dan O dalam
H2O2 adalah 1 : 2
2.
Diketahui dua senyawa dari Nitrogen
dan Oksigen yaitu N2O dan NO, maka berapa
perbandingan berat atom O dalam N2O
dengan O dalam NO
Penyelesaian : I. N2O N : O = 28 : 16
II. NO N : O
= 14 : 16
OI : OII = 1 :
2
I.3.4. Hukum Perbandingan Volume
Menurut Gay
Lussac : Volume gas-gas yang bereaksi (atau hasil reaksi) bila diukur pada
temperatur dan tekanan yang sama akan berbanding sebagai bilangan mudah dan
bulat.
Contoh : H2 (g) + ½ O2
(g) H2O(g)
Dari hasil percobaan Gay Lussac, bahwa volume gas H2
: O2 dalam reaksi adalah 10 lt : 5 lt = 2 : 1
Kesimpulan : Perbandingan volume gas-gas yang bereaksi
sesuai dengan
perbandingan koefisien reaksinya.
Contoh
:
Bagaimana
perbandingan volume dari reaksi gas-gas berikut ini :
C3 H8
+ 5O2 3 CO2 + 4 H2O
Perbandingan volumenya adalah
C3 H8 : O2 : CO2 : H2O =
1 : 5
: 3 : 4
Contoh
:
Direaksikan 15 ml gas acetilin (C2H4)
dengan 15 ml gas O2 pada temperatur dan tekanan yang sama.
Berapa volume gas-gas, jika
a.
temperatur dibawah 100oC
b.
temperatur diatas 100oC
Penyelesaian
:
C2 H4 (g) + 3 O2
(g) 2 CO2 + 2 H2O
15 ml 15 ml
C2 H4 : O2 : CO2 : H2O =
1 : 3
: 2 : 2
Untuk
15 ml C2 H4 memerlukan O2 = * 15 ml
=
45 ml
Hal
ini tidak mungkin karena yang tersedia hanya 15 ml.
Hingga
C2 H4 yang diperlukan hanya * 15 ml
= 5 ml
Berarti
C2 H4 kelebihan =
(15 – 5) ml
=
10 ml
Volume O2
= 15 ml
C2 H4
yang bereaksi = * 15 ml
= 5 ml
C2
H4 sisa = (15 – 5) ml
=
10 ml
CO2 yang terbentuk = * 15 ml
= 10 ml
H2O yang terbentuk = * 15 ml
=
10 ml
a.
Temperatur dibawah 100oC,
H2O dalam keadaan cair
Hingga volume gas total adalah :
10 ml C2 H4 + 10 ml
CO2 = 20 ml campuran gas
b.
Temperatur diatas 100oC,
H2O dalam keadaan gas
Volume total gas
= 10 ml C2 H4 + 10
ml CO2 + 10 ml H2O = 30
ml
I.3.5. Hukum Avogadro
Avogadro mengatakan : Pada
temperatur, tekanan dan volume yang sama dari semua gas mengandung jumlah
molekul yang sama.
Berdasarkan
ketentuan konsep mol yaitu :
1 mol zat = 6,023 * 1023 buah partikel
1 mol gas = 6,023 * 1023 buah molekul gas
Maka
: Jumlah molekul yang
sama dari setiap
gas akan mempunyai jumlah mol
yang sama bila diukur pada tekanan dan temperatur yang
sama.
Kesimpulan
: Banyaknya mol yang
sama dari semua gas mempunyai volume yang
sama, jika diukur pada keadaan (p,t)
yang sama.
Contoh
: Diketahui berat atom H = 1 ; O = 16 ;
C = 12
Pada temperatur dan tekanan yang sama
masing-masing gas H2, gas CH4
dan gas O2
mempunyai massa
4 gram.
Ditanyakan : gas mana yang mempunyai mol paling besar ?
mol H2 = = 2 mol
mol CH4 = = 0,25 mol
mol O2 = = 0,125 mol
jumlah mol H2 >
mol CH4 > mol O2
Volume 1 mol gas
Dalam keadaan standar ( p = 1 atm
; t = OoC )
1
liter gas O2 = 1,429 gram
Massa
1 mol O2 = 32 gram
Volume
1 mol O2 = * 1 liter
=
22,4 liter
Jadi
pada STP 1 mol O2 = 22,4 liter
Berdasarkan
hukum Avogadro, volume 1 mol setiap gas pada keadaan STP
(OoC,
1 atm) = 22,4 liter
Contoh
:
1.
Berapa volume 11 gram CO2
pada keadaan STP jika diketahui BM CO2 = 44
Penyelesaian :
Jumlah mol 11 gram CO2
= mol = mol
Jadi volume 11 gram CO2 = * 22,4 liter
= 5,6
liter
2.
Berapa massa dari 5,6 liter gas O2 bila
BM O2 = 32 dalam keadaan standar
Penyelesaian :
Pada STP volume 1 mol gas = 22,4 liter
Jumlah mol O2 = * 1 mol = 0,25 mol
Massa O2 = 0,25 * 32 gram
= 8 gram
Jika gas bukan pada keadaan standar, maka volume gas
dicari dengan menggunakan hukum Boyle Gay Lussac dengan rumus :
Contoh :
Berapa massa
5,6 liter gas O2 jika diukur pada 30oC dan 2 atm
=
=
= 10
liter
Jumlah mol O2 =
=
0,45 mol
Massa O2 = 0,45
* 32 gr
= 14,3
gram
II.
NERACA MASSA
II.1. REAKSI TIDAK SEMPURNA
Pada reaksi kimia sangat sulit untuk mendapatkan reaksi yang
stoichiometris, maka reaksi kimia biasanya berlangsung tidak sempurna.
Untuk reaksi tidak
sempurna dikenal istilah-istilah :
a.
Limiting reactant adalah reaktan dalam jumlah stoichiometris
terkecil.
b.
Excess reactant adalah reaktan berlebih dari limiting reactant.
c.
Konversi adalah fraksi umpan yang terkonversi menjadi hasil.
d.
Derajad kesempurnaan
reaksi adalh konversi dari limiting reactant.
Contoh
:
Antimony
dapat dihasilkan dengan memanaskan serbuk stibnite dengan bijih besi didalam
reaktor :
Sb2S3 + 3 Fe 2 Sb + 3 FeS
Jika
0,600 kg stibnite dan 0,250 kg besi dipanaskan bersama-sama didalam reaktor
memberikan 0,200 kg metal Sb.
Hitung
:
a).
Limiting reactant (reaktan pembatas)
b).
Persen excess reactant
c).
Derajad kesempurnaan reaksi
Penyelesaian
:
Komponen Kg MR gmol
Sb2S3 0,600 339,7 1,77
Fe 0,250 55,8 4,48
Sb 0,200 121,8 1,64
FeS 87,9
a)
Untuk mendapatkan reaktan pembatas
dapat dilihat dari persamaan reaksi kimia ;
jika hanya 4,48 gmol (tidak mungkin) 4,48 gmol Fe
membutuhkan = 1,49 gmol Sb2S3
(mungkin). Jadi limiting reantant nya adalah Fe.
b)
Excess reactantnya adalah Sb2S3
% excess Sb2S3 = * 100% =
18,8%
c)
Derajad kesempurnaan reaksi 1,64
gmol Sb membutuhkan Fe = * 1,64 gmol
=
2,46 gmol
Derajad kesempurnaan reaksinya = = 0,55
II.2. PERSAMAAN NERACA BAHAN
Persamaan neraca bahan ini dibuat
dengan batasan tertentu (boundary), sehingga membutuhkan suatu sistem :
Rumus
: massa masuk = massa
keluar + massa
yang terakumulasi untuk keadaan steady state (tetap) è
akumulasi = 0
|
Neraca
massa merupakan penerapan dari prinsip kebekalan
massa pada satuan
proses.
Penentuan
neraca bahan ini penting untuk :
-
merancang alat
-
merancang proses
-
mengevaluasi prestasi alat/ proses
Neraca
massa dibagi 2
yaitu : - tanpa reaksi kimia
-
dengan reaksi kimia
NERACA MASSA TANPA REAKSI KIMIA
Pengeringan (Drying)
Pulp
basah mengandung 715 air setelah pengeringan didapatkan 60% air teruapkan.
Hitung
:
a). Komposisi pulp kering
b). Massa
air yang teruapkan per kg pulp basah
Penyelesaian
:
Dasar
perhitungan : 1 kg pulp basah
H2O yang teruapkan = 0,6
(0,71) = 0,426 kg
Neraca
H2O = H2O dalam Dried Pulp = H2O
dalam wet pulp – H2O yang teruapkan
=
0,71 – 0,426
=
0,284 kg
Neraca massa
Masuk Keluar
Pulp = 0,29 kg Dried pulp :
pulp = 0,29 kg
HO = 0,71 kg H2O = 0,284 kg
1
kg H2O
yang teruapkan = 0,426 kg
1 kg
Kristalisasi
Suatu tangki berisi 10.000 kg
larutan jenuh NaHCO3 dalam air pada 60oC. Diinginkan 500
kg kristal NaHCO3 dari larutan tersebut.
Berapa
temperatur larutan harus diturunkan ?
Data
:
Temperatur
(oC) Kelarutan
gr NaHCO3/100 gr H2O
60
16,4
50
14,45
40
12,7
30
11,1
20
9,6
10
8,15
Penyelesaian
:
Dasar
perhitungan : 10.000 kg larutan jenuh pada 60oC
Komposisi
larutan awal =
=
14,1% NaHCO3
mula-mula
Komposisi
larutan akhir : gram NaHCO3 per 100 gr H2O
Jadi
temperatur harus didinginkan :
30oC – (10oC) = 27oC
Distillation
Penyelesaian
:
Dasar perhitungan : 1000
kg umpan
P = 0,1 * 1000 = 100 kg
Kg umpan masuk – Kg distillate keluar = kg
bottom keluar Persen
EtOH
balance 0,10 (1000) – 0,60 (100)
= 40 4,4
H2O balance 0,90 (1000) – 0,40 (100)
= 860 95,6
900
100
Neraca massa dengan reaksi kimia
Bahan
bakar gas terdiri dari 80% C2H6 dan 20% O2
dibakar dengan oksigen menggunakan udara 300% excess (berlebih)
80%
gas ethane terbakar menjadi CO2
10%
gas ethane terbakar menjadi CO dan
10%
gas ethane tidak terbakar
hitung
komposisi gas keluar !
Penyelesaian
:
Dasar perhitungan : 100 gmol bahan bakar gas
C2H6 + O2 2 CO2 + 3 H2O
C2H6 + O2 2 CO + 3 H2O
O2
yang dibutuhkan untuk pembakaran sempurna = 3,5 * 80 gmol
=
280 gmol
O2
yang dibutuhkan dari udara untuk pembakaran sempurna = 280 – 20
= 260 gmol
O2
masuk dari udara = 3 * 260 gmol
= 780 gmol
N2
masuk dari udara = * 780 gmol
= 2934,285714 gmol
Komponen keluar
CO2 = 0,8 * * 80 gmol = 128 gmol
CO = 0,1 * * 80 gmol = 16 gmol
H2O
= 0,8 * * 80 + 0,1 * * 80 = 216 gmol
Menghitung
O2 sisa :
O2
masuk = 780 + 20 = 800 gmol
O2
yang dibutuhkan untuk reaksi I = 0,8 *
3,5 * 80 = 224 gmol
O2
yang dibutuhkan untuk reaksi II = 0,1 *
2,5 * 80 = 20 gmol
Total
O2 yang dibutuhkan untuk reaksi =
244 gmol
O2
sisa yang tidak terbakar = 800 – 244 = 556 gmol
gmol
Komponen
fuel udara exhaust gas
persen exhaust gas
C2H6 80 8 0,21
O2 20
780 556 14,41
N2 2934,3 2934,3 76,05
CO2 128
3,32
CO 16 0,41
H2O 216 5,60
100 3858,3 100
Neraca
massa
Masuk Keluar
C2H6 =
2400 gr C2H6 =
240 gr
O2 =
5.600 gr O2
= 17.792 gr
N2 = 82.160,2
gr N2 =
82.160,2 gr
110.160,2 gr CO2
= 5.632 gr
CO =
448 gr
H2O = 3.888
gr
110.160,2 gr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar